Indonesia adalah Negara dengan jumlah pemeluk Agama Islam terbesar di Dunia, namun disadari atau tidak ummat Islam sudah banyak terkontaminasi dengan budaya-budaya diluar ajaran Islam itu sendiri. maka tidak mengherankan apabila orang Islam ditanya tentang tanggal hijriah, " Sekarang Tanggal berapa ya menurut kalender hijriah?? " kebanyakan akan menjawab "tidak tahu". ya, itulah fakta yang terjadi.
Sebutan hari Ahad saja sudah jarang terdengar di telinga kita, karena lebih familiar dengan sebutan hari "Minggu", orang yang mengatakan hari ahad akan dikatakan kolot atau bahkan tidak jarang diantara mereka tidak faham dengan nama hari ini, sangat disayangkan sebagian orang Islam kurang mengenal istilah-istilah atau nama-nama hari dalam agamanya.
Berbicara tentang hari Ahad tentu sudah terbayang dibenak kita, bahwa hari Ahad adalah hari yang sangat menyenangkan, karena dimana pada hari itu adalah hari libur dari aktifitas rutin di Sekolah, Kampus, Instansi pemerintahan dan beberapa lembaga swasta lainnya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hari Ahad itu dijadikan hari libur pekanan ?, bahkan disebagian besar negara didunia inipun menjadikan hari Ahad sebagai hari liburnya, kenapa tidak pada hari senin atau hari lainnya saja...???
Sebenarnya
bukan hanya Ahad yang dijadikan hari libur. Bangsa Arab menjadikan
Jum’at sebagai hari libur, karena menganggap Jum’at adalah hari
untuk ibadah. Alasan sama pula yang digunakan bangsa Yahudi dalam
menganggap Sabtu sebagai hari libur, begitupula dengan ummat nashrani yang menjadikan hari Ahad untuk libur karena alasan yang sama pula, andaikan negara kita ini menggunakan setiap argument agama, maka hari libur kita adalah hari Jum`at dan hari Ahad.
Tradisi
libur pada hari Ahad dimulai sejak zaman Romawi Kuno. Pada masa itu,
bangsa Romawi Kuno beribadah pada hari Ahad, oleh karena itu mereka pun
menjadikan hari tersebut sebagai hari libur. Seiring dengan itu,
orang-orang Romawi Kuno juga selalu menandai hari-hari libur atau
hari-hari penting dengan warna merah.
Pada
masa kejayaannya, bangsa Romawi menguasai banyak negara di Eropa, dan
kekuasaannya meliputi Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan lain-lain.
Karena itu pula, tradisi libur pada hari Ahad pun kemudian diterapkan
pada negara-negara jajahan Romawi, termasuk Belanda. Ketika Belanda
menjajah Indonesia selama 350 tahun, tradisi libur di hari Ahad pun
diperkenalkan di Indonesia. Hal yang sama terjadi ketika negara-negara
lain dijajah Inggris, Jerman, atau lainnya. Tidak heran kalau Indonesia masih mempertahankan peninggalan penjajah dengan menetapkan hari Ahad sebagai hari libur. Bahkan dibeberapa kampus pun menambah hari liburnya menjadi dua hari, yaitu pada hari Sabtu dan Ahad.
Yang menjadi pertanyaan lagi adalah; kenapa sebagian besar sekolah dan kampus-kampus Islam ikut-ikutan menjadikan hari Ahad sebagai hari liburnya...???, seharusnya mereka menjadi panutan didalam memuliakan hari Jum`at yang penuh berkah ini, dengan mejadikan Jum`at sebagai hari libur mereka.
Kalau melihat sekilas tentang hari libur ini memang sesuatu yang simple yang tidak boleh terlalu dijadikan masalah, namun inilah yang akan menjadikan ummat Islam lebih sadar akan kebesaran agamanya, dan lebih merasa memiliki terhadap agamanya.
Dengan diterapkannya Jum`at sebagai hari libur akan memberikan dampak positif terhadap pemanfaatan waktu, :
- Hari jum`at adalah hari Ibadahnya ummat Islam, dan rata-rata yang bekerja di kantor dan instansi lainnya adalah ummat Islam, sehingga kalau diterapkan libur pada hari Jum`at, maka akan meningkatkan kinerja pegawai, karena tidak dihalangi dengan durasi ibadah Jum`at.
- Biasanya di sekolah-sekolah, pada hari Jum`at akan pulang lebih awal dari biasanya, dan ini akan mengakibatkan pengurangan jam belajar di sekolah.
- Dengan Libur pada hari Jum`at akan menambah kekhusukan ummat Islam didalam menjalankan ibadah, tidak terganggu dengan pekerjaannya, sehingga akan datang ke Masjid tepat pada waktunya. dan berbagai pertimbangan lainnya.
Harapan penulis, yang menjadi contoh pertama untuk libur pada hari Jum`at adalah lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah (MI, MTs, MA), Kampus (UIN,IAIN,STAIN), dan lembaga-lembaga Islam lainnya.
Semoga kita tidak tergolong kedalam hadits Nabi SAW :
"Barang Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia
termasuk diantara mereka"
(HR. Abu Dawud)
0 comments:
Terima kasih atas komentar anda