Obsesi Menjadi Mahasiswa
Ilustrasi | Hedonisasi |
Bagi
Siswa/Siswi SMA yang akan menghadapi SNMPTN atau seleksi masuk perguruan
tinggi, pasti membayangkan bagaimana rasanya sebagai seorang Mahasiswa
yang belajar di perguruan tinggi, apalagi menjadi Mahasiswa di perguruan tinggi
terkenal dan terpavorit. Dari tahun ketahun minat untuk memasuki perguruan
tinggi meningkat, ini membuktikan bahwa masyarakat sudah sadar akan pentingnya
ilmu, Ilmu pengetahuan merupakan suatu
hal yang sangat urgent dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu Rasululloh pun
mewjibkan ummatnya untuk menuntut ilmu “Menuntut Ilmu wajib bagi setiap muslim
dan muslimah” (Hadits) dan didalam hadits lainnya beliau bersabda : “Tuntutlah
ilmu dari buain hingga memasuki liang lahad” (Hadits). Yang artinya Pendidikan
seumur hidup Long life education.
Bagi
mereka yang memasuki perguruan tinggi memiliki berbagai macam obsesi.
Obsesi mencari ilmu pengetahuan, bisa jadi adalah alasan yang sudah usang.
Alasan utama bagi sebagian besar dari mereka
adalah untuk memudahkan mencari pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka pekerjaan akan lebih mudah didapatkan dan memiliki posisi yang
berbeda dengan orang yang tidak mendaptkan ijazah perguruan tinggi, sehingga
muncullah sosok mahasiswa-mahasiswa yang kuliah oriented, apatis terhadap
lingkungan sekitar, yang berkutat pada tugas-tugas kelas yang menumpuk,
aktivitas mahasiswa seprti ini adalah kuliah pulang-kuliah pulang, alias
Mahasiswa Kupu-Kupu.
Di tengah-tengah iklim kapilatistik ini, Obsesi Siswa menjadi Mahasiswa sedikit bergeser ke kehidupan Mahasiswa seperti yang kebanyakan ditampilkan di media, yang mendefinisikan Mahasiswa sebagai; Gaya hidup kaum muda yang dicirikan sebagai kaum yang bergaya
hidup berbeda dari yang lainnya, yang dicirikan dengan kemampuannya
mengkonsumsi produk dan gaya 'yang katanya' kehidupan yang modern, kehidupan
bebas karena jauh dari orang tua (terutama mahasiswa kost-kost an), dari sinilah muncul
sosok Mahasiswa Hedonis dan Apatis. Tanpa disadari, Mahasiswa saat ini telah dijadikan
sebagai pasar oleh para ‘penyembah’ kapitalisme. Kenapa tidak; tatkala Definisi
mahasiswa sudah bergeser dari makna awalnya sebagai kaum intelektual, pembela
rakyat, aktivis perubahan, terkikis karena pencitraan yang buruk terhadap
mahasiswa yang dibuat oleh power
kapitalis (terutama media-media), dimana didalamnya Mahasiswa diangkat dalam
kisah sinetron , yang aktivitasnya penuh dengan percintaan, dengan gaya hidup
yang menonjolkan tampilan fisik, terndy-trendyan, dan gaul-gaulan. Sehingga
terciptalah stigma pada diri masyarakat bahwa Mahasiswa itu adalah mereka yang
yang dengan bersuka ria menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, kampus
adalah ajang terendi-trendian.
Oleh
Kapitalis, membuat masyarakat lupa akan potensi besar yang dimiliki Mahasiswa,
yang memiliki peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia. TV dan media-media yang
menjadi kepanjangan kapitalis tampaknya
menyembunyikan posisi dan peran Mahasiswa,
dan bahkan menjadikan Mahasiswa atau kampus sebagai pasar yang cukup
menggiurkan sebagai sasaran empuk bagi produk produk kapitalistik. Maka tidak
heran disekililing kampus akan terlihat ruko-ruko, mall, apartement,
tempat-tempat hiburan malam, tumbuh dengan suburnya tanpa memperhatikan estetika
tat ruang bangunan. Pemerintah pun terkesan sangat mudah memberikan izin kepada pemodal ; (yang
penting pemasukan lancar).
Sungguh
ironis, yang sering ditayangkan oleh media justru “Anarkistis” Mahasiswa yang terkesan sengaja
dibesar-besarkan, yang tiada lain tujuannya adalah untuk untuk kepentingan
kapitalis. Oleh masyarakat, seakan-akan itulah Mahasiswa saat ini yang jauh
dari khittahnya sebagai pelindung rakyat, bisa dikatakan Media sangat jarang menampilkan
prestasi-prestasi Mahasiswa di segala bidang yang akan bisa menginspirasi
pemuda-pemudi Indonesia, sehingga yang dihasilkan oleh media sebagai
perpanjangan tangan Kapitalis adalah generasi pemalas, generasi galau, generasi
muda yang jauh dari rasa optimis.
#Efek dari baca Buku. "Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas"
@ Sekretariat LDK Unmer
0 comments:
Terima kasih atas komentar anda