Mewarisi Api Sumpah Pemuda (2012)
Ikrar Ketua Umum LDK Se-Indonesia |
“Jangan mewarisi abu Sumpah
Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu,
saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa,
bangsa, dan tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir.”
(Bung Karno)
Jakarta, 84 Tahun silam para pemuda berkumpul
untuk memikirkan nasib bangsa Indonesia yang pada waktu itu masih dalama
keadaan terjajah, Indonesia yang terjajah selama 3,5 Abad itu membuat hati para
pemuda untuk bergerak dan bangkit dengan membangkitkan ruh-ruh Nasionalisme
pada rakyat khususnya pemuda Indonesia, walaupun transportasi dan komunikasi
tidak seperti semudah sekarang ini, namun tidak membuat mereka patah semangat
untuk berkumpul dalam rangka sama-sama memikirkan nasib bangsa Indonesia. Maka untuk
membangkitkan rasa nasionalisme pemuda pada saat itu maka ditulislah sebuah
tekad dan pernyataan yang tegas dengan yang disebut Sumpah Pemuda :
Pertama
Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Setiap tanggal 28 Oktober masyarakat Indonesia
memperingati lahirnya sumpah pemuda, agar pemuda tidak melupakan sejarah bangsa
Indonesia yang telah ditorehkan oleh para pahlawan, agar para pemuda tidak
apatis, pragmatis terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tapi yang
menjadi pertanyaan adalah sejauh manakah “refleksi” sumpah pemuda tersebut bisa
membangkitkan semangat pemuda..??, yang terjadi malah sebaliknya para pemuda
banyak disibukkan dengan aktivitas yang kurang bermanfaat,sibuk dengan
Dugem,minum-minuman keras, bentrokan antar kampus/fakultas, narkoba dan banyak
lagi yang lainnya yang tidak mencerminkan rasa nasionalis. Hanya sebagian kecil
pemuda sajalah yang masih memikirkan nasib bangsa kedepan, ini merupakan tugas
kita bersama terutama dalam hal ini adalah pemerintah harus lebih memperhatikan
nasib para pemuda Indonesia, jangan sampai Indonesia kehilangan Lost Generation.
Menurut saya, apatisme,hedonisme dan pragmatisme
yang telah menimpa pemuda Indonesia sepertinya adalah sebuah propaganda dari
asing yang tidak ingin melihat Indonesia menjadi Negara maju, sehingga para
pemuda terlena dengan apa yang ada sekarang, seperti tayangan-tayangan di
media, berapa persenkah media memberikan semangat kepada pemuda..??? yang ada
hanyalah tayangan-tayangan kehidupan mewah, isi dari berita-berita kebanyakan
melemahkan potensi yang ada Indonesia. Itu semua akan memberikan dampak
degradasi semangat pemuda untukk berkarya.
Semoga dengan refleksi sumpah pemuda yang setiap tahun
kita laksanakan ini bisa berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia lewat
semangat para pemudanya.
0 comments:
Terima kasih atas komentar anda