PERBANDINGAN PERGERAKAN MAHASISWA DULU DAN MASA KINI
Marilah sejenak kita kembali membuka
lembaran sejarah kita ketika aksi mahasiswa merebak di berbagai penjuru tanah
air di era `66,`98 yang mampu bersama-sama dengan berbagai elemen masyarakat Buruh,Tani
menggulingkan rezim pemerintah orde baru yang telah lama berkuasa selama 31
tahun, hal tersebut terjadi karena kekecewaan rakyat pada pemerintah, yang korupsi
, Diskriminasi, Pemerintah yang otoriter, pembungkaman media sehingga
berita-berita yang didapatkan oleh masyarakat hanyalah citra baik pemerintah
waktu itu .
Yang menurut rakyat waktu itu hanyalah
untuk menguntungkan diri pribadi dan keluarga dekatnya, berdasarkan
alasan-alasan itulah Aktivis mahasiswa berhasil menggaet simpati rakyat
Indonesia sehingga mampu menggulingkan pemerintahan rezim Soeharto, walaupun
tekanan yang bertubi-tubi yang dihadapi Aktivis Mahasiswa, mereka tetap tak gentar
melawan tirani pemerintah rezim Orba, karena memang pada saat itu mahasiswa secara
murni memperjuangkan hak-hak rakyat dan melawan ketidak adilan di negeri ini,
tanpa ada unsur politik yang menunggangi mereka, sehingga Mahasiswa terkenal
memiliki sifat independensi yang kental dan terkenal dengan sebutan Agent Of
Change.
Saat ini (2012) ketika pemerintah
mengeluarkan kebijakan-kebijakan ( yang menurut mahasiswa tidak pro terhadap
rakyat) pasti akan menuai protes dari kalangan Mahasiswa dan menggalang massa
untuk aksi besar-besaran. Pada umumnya seperti yang kita ketahui aksi protes
yang dilakukan mahasiswa cenderung tidak produktif dan tidak menggunakan
intelektualitasnya didalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah, diantara
mereka banyak melakukan aksi-aksi pengrusakan fasilitas umum yang akan
merugikan masyarakat, diantara mereka ada yang menyegel SPBU, memblokir jalan,
merusak lampu trafic Light, membakar fasilitas umum dan lain sebagainya yang
sebagai kaum akademis tidak sepantasnya untuk dilakukan. Alhasil, tak
jarang kita menemui di setiap aksi mahasiswa akan berbuah bentrokan dengan
aparat keamanan. Yang terjadi kemudian adalah mahasiswa menyalahkan aparat yang
cenderung “resesif”,sementara aparat menyalahkan mahasiswa yang cenderung
“anarkis”, jadinya hanya selalu saling menyalahkan.
Memang kejadian brutal mahasiswa disaat
melakukan aksi sangat disayangkan, sebagai kalangan yang setiap harinya
berkecimpung di dunia akademis seharusnya menyelesaikan masalah dengan kepala
dingin dan terlebih lagi harus lebih meneliti dan kritis didalam menyikapi
setiap kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, yang terjadi selama ini mayoritas
dari peserta aksi tidak mengetahui esensi dan urgensi yang harus diperjuangkan.
Padahal, hal tersebut yang menjadi dasar kita melaksanakan aksi.
Melihat kenyataan yang ada, telah
terjadi sedikit perbedaan antara tertangkapnya aktivis mahasiswa di era lalu
dengan era sekarang. Di era yang lalu (66 dan 98), aktivis mahasiswa ditangkap
dan dipenjara karena “ideologis dan pemikiran” mereka yang berseberangan dengan
pemerintah. Sehingga di masa tersebut mahasiswa dianggap sebagai Agent
Of Change dan kental nuansa Independensi. Pada era tersebut, mahasiswa
berhasil meraih simpati masyarakat.
Ironisnya, di era sekarang aktivis
mahasiswa ditangkap karena “tindakan” mereka yang cenderung membuat kerusakan
dan mengganggu ketertiban umum, sehingga banyak masyarakat yang menilainya
sebagai tindakan anarkis. Aktivis mahasiswa dipandang sinis oleh sebagian besar
masyarakat, karena lebih kental aroma “politis” dibandingkan “sifat kritis”.
Bahkan dibeberapa elemen gerakan mahasiswa telah “ditunggangi” oleh kepentingan
politisi, untuk menyerang lawan-lawan politiknya.
Maka yang menjadi pertanyaan kita
adalah, masihkah mahasiswa sebagai Oposisi abadi pemerintah..?? masihkah
mahasiswa memegang teguh keindefendensinya..?? Apakah yang diperjuangkan itu
murni untuk rakyat atau hanya untuk kepentingan partai/kelompok tertentu..???
Maka dari itu pilihlah organisasi
(Ormawa) yang benar-benar berjuang untuk kemaslahatan ummat dan bisa
mendongkrak nilai kuliah..:-)
Mahasiswa harus kembali ke jati dirinya
Sebagai insan akademis haruslah memiliki
intelektualitas pada dirinya,hal inilah yang menjadi cermin bahwa mahasiswa itu
sebagai akademisi yang memiliki idealis dan intelektualitas yang tinggi serta
berbudi luhur, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan atas perjuangan
mahasiswa yang mengatas namakan rakyat.
Aksi Mahasiswa adalah sebuah amanat dari
rakyat kepada mahasiswa sebagai kaum intelektual yang selalu mengkaji dan
bergelut dengan ilmu pengetahuan, jangan sampai kepercayaan rakyat kepada
mahasiswa pudar karena ulah kita sendiri.
Ingatlah wahai saudaraku rekan-rekan Mahasiswa
!!!
Berjuanglah atas nama rakyat karena
Alloh SWT, jangan sampai perjuangan ini ternodai dengan hasutan atau malah
ditunggangi oleh golongan/kelompok tertentu.
menulis lebih banyak lagi bang, tulisannya inspiratif banget,
ReplyDelete