Butanya Cinta
“ The Love is Blind” atau dengan kata lainnya
Cinta itu Buta, memang tidak bisa dipungkiri kebenaran dari kata mutiara yang
sudah familiar di telinga para remaja tersebut. Dengan Cinta orang bisa berbuat
kebaikan, dengan cinta orang bisa terjerumus ke dalam jurang kejahatan bahkan
maksiat menurut kacamata agama.
Yang saya maksud cinta disini adalah cinta
menurut versi kalangan remaja. Cinta
dikalangan remaja sangat identik dengan maksiat apapun itu alasannya, berbicara
tentang Cinta berarti kita berbicara tentang Pacaran antar lawan jenis
laki-laki dan perempuan, marilah sejenak kita mereview ingatan kita tentang
bagaimana pacaran pada masa lalu, pacaran pada zaman dahulu sangat jauh berbeda
dengan pacaran yang terjadi pada zaman sekarang, dulunya pacaran hanyalah
sebatas mengungkapkan kata cinta pada seorang perempuan yang dicintai, dan
kalaulah ketemu hanyalah sebatas ketemu dirumah
orang tua si cewek itupun dengan ditemani oleh orang tua(biasanya ibu)
si cewek dan kalau tidak ditemani oleh orang tua, komunikasinya hanya lewat
belakang tabir karena pacaran dulu masih memiliki rasa malu untuk bertemu sang
kekasih.
Dengan perkembangan teknologi Informasi
membuat budaya malu itu tergusur dengan sendirinya, remaja sepertinya belum
siap dengan ujian teknologi yang sedemikian maju dengan pesatnya, tayangan di
media-media televisi dan internet dengan
berbagai suguhan yang menarik tanpa ada sensor dari Pemerintah, mulai dari
tayangan yang baik-baik hingga ke tayangan yang super buruk semuanya bisa
didapatkan di internet. Sehingga dengan tayangan-tayangan tanpa sensor itu
seakan-akan mensosialisasikan berbagai budaya yang sebagian besarnya
bertentangan dengan budaya dan agama yang ada di Indonesia, katakanlah budaya
barat, budaya barat sebagian besar berisi budaya-budaya yang jauh berbeda dari
budaya masyarakat Indonesia. Sehingga tanpa disadari kalangan remaja menyerap
budaya-budaya itu dan diterapkan dikehidupannya sehari-hari mulai dari buday
kissing, cepika cepiki, dansa, dugem, sex diluar nikah, saling pelukan dengan
lawan jenis, pakaian wanita yang serba terbuka dan lain sebagaianya.
Budaya pacaran dengan tidak memperhatikan
etika kultur ketimuran tidak lepas dari peran media, baik lokal, nasional
maupun internasional. Ini merupakan permasalahan serius yang harus
diperhatiakan oleh orang tua dan khususnya pemerintah.
Terkadang dengan cinta seseorang bisa terdorong untuk berbuat kebaikan, akan
tetapi itu sangat jarang terjadi, tergantung bagaimana seseorang itu memilih
pasangan untuk dijadikan sebagai kekasih, kalau memilih pasangan cowok yang
berantakan, amburadul, mabuk-mabukan, bajingan, biasanya si cewek juga akan
terperangkap dengan cintanya dan akan mengikuti tindak tanduk perbuatan
cowoknya.tapi tidak jarang si cewek juga bisa menyadarkan cowoknya untuk segera
bertaubat dan berbuat kebaikan.
0 comments:
Terima kasih atas komentar anda