Melarat Karena Kaya ?

12:15 AM 0 Comments

Sumber Gambar. Ayogitabisa.com
Indonesia memiliki laut seluas 5,8 juta km persegi dengan potensi U$ 1 triliun per tahun, jauh kebih besar dari APBN kita. Daratan Indonesia jutaan hektar dengan potensi pertanian dan perkebunan yang luar biasa. begitupula dengan potensi pariwisata, keindahan alam, ribuan pulau dan warisan budaya lebih dari 700 suku. Negeri ini juga dianugerahi potensi minyak bumi, batu bara, gas dan berbagai potensi pertambangan. Jumlah penduduk 250 juta dengan dominasi usia produktif.

Kalau dipikir-pikir Indonesia sangatlah kaya, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Brunai Darussalam, Singapura dan Malaysia. perekonomian mereka jauh diatas Indonesia. padahal negara mereka jauh lebih miskin sumber daya alamnya dibandingkan Indonesia. Sumberdaya manusia yang ada di negara kita juga tak kalah dengan negara lain, namun banyak diantara mereka bekerja untuk negara lain, bukan karena mereka tidak cinta Indonesia, namun karena kurangnya perhatian pemerintah pada ilmuan.

Oleh ustadz, kita disuruh untuk selalu husnudzon atau positive thinking pada siapapun termasuk kepada pemerintah, saya mencoba untuk berhusnudzon kepada pemerintah, kemungkinan pemerintah saat ini sengaja untuk "menyembunyikan" harta kekayaan Indonesia sebagai simpanan untuk anak cucu kita, karena kelak akan terjadi bencana perekonomian (imflasi dan sejenisnya) yang akan menimpa seluruh negara termasuk Indonesia, dengan berkat "simpanan" yang dilakukan pemerintah saat ini, Indonesia akan tetap bisa mempertahankan perekonomian untuk kesejahteraan rakyat. Namun setelah saya melihat pemberitaan di semua media masa rata-rata mengangkat tema korupsi, pencucian uang, dan beberapa istilah lainnya yang disematkan kepada "perampok negara" membuat saya terasa sulit untuk selalu berkhusnudzon kepada pemerintah. 'coba' kita bayangkan lembaga apa di Indonesia yang bersih dari prilaku koruptif ? mungkin jawabannya hanya KPK. 

Partai Politik yang katanya Nasionalis, yang saat ini sebagai partai oposisi saja mendapatkan predikat tertinggi dalam korupsi, bagaimana kalau ia sudah berada ditampuk pemerintahan. kata buku yang saya baca, orang yang tidak sesuai perkataan dengan perbuatannya itu disebut munafik. ternyata masih saja ada orang munafik bisa santai duduk dikursi parlemen yang dibeli dari keringat rakyat. mereka masih bisa tertawa diatas tangisan rakyat, janji-janji manis saat kampanye hanya omongan belaka saja, omongan yang dibalut dengan kebohongan dan kemunafikan.

Tidak boleh terlalu lama untuk 'bengong' memikirkan kejelekan 'oknum' pemerintah, walaupun oknumnya terlalu banyak melebihi yang tidak berstatus oknum. oknum-oknum itu juga tumbuhnya dari rakyat yang 'mau' disogok saat kampanye, pada akhirnya lahirlah para oknum-oknum itu. 

(Bersambung)

0 comments:

Terima kasih atas komentar anda