Energi “Man Jadda WaJada"

6:23 AM 0 Comments


Ilustrasi | www.blogkaji.com


“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan medapatkan apa yang ia inginkan”. Sebuah kata mutiara arab yang sudah familiar dikalangan masyarakat sejak  dirilisnya Novel dan Film Negeri  5 Menara, yang mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang santri hingga berujung pada kesuksesan, karena berkat mimpi yang ia cita-citakan. Mari kita membuka sedikit lembaran biografi salah seorang ilmuan Islam yang hidup pada abad yang ke-empat dari hijriah, beliau adalah Ibnu Sina, sebagian besar waktunya digunakan untuk mempelajari dan mengkaji ilmu, bukan hanya sebagai penghafal qur`an, juga beliau ahli dalam bidang ilmu mantiq, keteknikan dan juga kedokteran. Ibnu Sina rela tidur 2-3 jam sehari semalam demi menuntut ilmu. Sebelum Subuh dia bangun untuk shalat Tahajjud, baca Quran, shalat Subuh dan belajar hingga matahari terbit. Selanjutnya menjalankan tugasnya sebagai Dokter hingga zuhur. Zuhur hingga Maghrib mengajar murid-muridnya. Maghrib hingga tengah malam membaca atau menulis buku. Bahkan, Ibnu Sina sering tidak tidur karena terlena oleh buku-bukunya. Itulah sosok ilmuan muslim yang tidak ada kata “menyerah” didalam hidupnya, yaitu bersungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita.

Untuk mencapai kesuksesan bukan hanya bermodalkan keinginan seperti pepatah barat yang mengatakan “Where There is Will There Is Way” ; “Dimana ada keinginan disitu ada Jalan”, namun perlu spirit kesungguhan yang diimplementasikan dengan tindakan nyata. Kesuksesan sejati adalah orang yang biasa-biasa tetapi memiliki keuletan, keteguhan dan konsistensi (Istiqomah) yang luar biasa. Mengutip kata bijak dari Cina “ Selama masih memiliki keteguhan hati, maka ibarat besi batangan pun masih bisa bengkok digosok menjadi jarum”, kata-kata yang luar biasa yang mampu merubah sendi-sendi kehidupan menuju kesuksesan, siapa sih yang tidak ingin kehidupannya sukses ? Sukses dlam meniti karir, Sukses Akademik, Sukses Berdakwah, Sukses berpolitik dan 1001 macam kesuksesan lainnya. Jalan menuju kesuksesan tidak ada yang lurus dan licin, namun harus ditempuh dengan berbagai pengorbanan, mulai dari mengorbankan jiwa, harta, pikiran, perasaan, dan orang lain. Itulah karakteristik kesuksesan yang harus ditempuh, apabila ditengah-tengah jalan langkah kita terhenti, maka kesuksesan itupun akan lamban untuk datang. Satu-satunya perbedaan antara orang sukses dan orang yang tidak sukses adalah kesediaan dan kemauan untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh.

Ada satu musuh kesuksesan, yaitu  “Malas”  apalagi malas yang disertai dengan rasa Gengsi. Sifat Malas sudah ada pada diri setiap manusia, namun malas bisa di ‘embargo’, tergantung bagaimana seseorang melawan rasa malasnya; bisa dengan berpindah ke pekerjaan lain, berkumpul dengan orang-orang sukses dan ahli ilmu, atau ada cara-cara tersendiri untuk melawan malas itu. Apabila orang bisa melepaskan diri dari ‘selimut’ kemalasan, maka tunggulah kesuksesan itu akan datang. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita  do`a penakluk rasa malas  :
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

أللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن
وأعوذ بك من العجز والكسل
وأعوذ بك من الجبن والبخل
وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال

“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.”

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”  (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)

Kegagalan yang kita buat bukan disebabkan karena kurang talenta, namun kebanyakan karena kurangnya kesungguhan. Menyerah adalah hal termudah yang bisa dilakukan dimana saja. Tetapi tetap bertahan dan istiqomah dikala semua orang menganggap kita akan gagal, itulah kesuksesan sejati.

0 comments:

Terima kasih atas komentar anda