SHALAT TARAWIH SECEPAT KILAT
Indonesia
terkenal dengan jumlah muslim terbesar di dunia dan yang kedua
adalah Negara India mengalahkan Negara-negara timur tengah, akan
tetapi apakah bisa disamakan kualitas dengan kuantitas? Tentunya
tidak bisa, sebagai warga yang bependuduk mayoritas islam seharusnya
diimbangi juga dengan kualitas iman, bukan dengan KKN alias
Korupsi,Kolusi dan Nepotisme yang sudah merebak dan mengakar di
elemen masyarakat Indonesia.
Menjelang
ramadhan masyarakat Indonesia memeiliki budaya tersendiri untuk
menyambut bulan nan suci ini, seperti Tadarusan sampai menjelang
sahur, Membangunkan orang-orang dengan alat-alat music sederhana
berkeliling kampong, takjilan, suasana malam yang ramai dengan
petasan,buka bareng bersama keluarga dan lain sebagainya, kesemuanya
itu dilakukan untuk menyemarakkan bulan suci ramadhan, sehingga
membuat aura ramadhan sangat meriah dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Tapi
Budaya negative yang masih dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia
“Budaya Shalat Tarawih Kilat” yaitu shalat yang dilakukan dengan
cepat, makmum belum habis membaca al-fatihah sudah ruku`, makmum
belum selesai membaca tasyahud, imamnya sudah keburu salam, inilah
realita yang terjadi pada masyarakat terutama
dipekampungan-perkampungan dan bahkan disebagian perkotaan. Padahal
sesunggunghnya arti dari kata Tarowih itu adalah : Tenang, Slow. Dan
bagaimanapau juga shalat apapan itu harus dilaksanakan dengan hati
yang tenang, dengan bacaan al-qur`an yang tenag dan fasih bukan malah
sebalaiknya denga tergesa-gesa seperti dikejar Maling.
Ini
adalah tugas kita semua terutama bagi para Da`I,Kiyai,Ustadz dan
muballigh untuk memberikan pemahaman yang konferehensif tentang
shalat tarawih, jangan malah mengajak atau mencontohkan hal-hal
seperti itu dimasyarakat, karena ada beberapa masjid kampus dan
masjid salah satu masjid pesantren yang shalat tarawihnya tidak jauh
beda dengan shalat tarawih orang-orang yang kurang mengerti terhadap
agama, ini merupakan kesalahan besarm, bagai yan telah faham terhadap
agama tapi masih mencontohkan praktek ibadah yang salah.
0 comments:
Terima kasih atas komentar anda