SHALAT TARAWIH SECEPAT KILAT

8:29 AM , 0 Comments

Indonesia terkenal dengan jumlah muslim terbesar di dunia dan yang kedua adalah Negara India mengalahkan Negara-negara timur tengah, akan tetapi apakah bisa disamakan kualitas dengan kuantitas? Tentunya tidak bisa, sebagai warga yang bependuduk mayoritas islam seharusnya diimbangi juga dengan kualitas iman, bukan dengan KKN alias Korupsi,Kolusi dan Nepotisme yang sudah merebak dan mengakar di elemen masyarakat Indonesia.
Menjelang ramadhan masyarakat Indonesia memeiliki budaya tersendiri untuk menyambut bulan nan suci ini, seperti Tadarusan sampai menjelang sahur, Membangunkan orang-orang dengan alat-alat music sederhana berkeliling kampong, takjilan, suasana malam yang ramai dengan petasan,buka bareng bersama keluarga dan lain sebagainya, kesemuanya itu dilakukan untuk menyemarakkan bulan suci ramadhan, sehingga membuat aura ramadhan sangat meriah dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Tapi Budaya negative yang masih dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia “Budaya Shalat Tarawih Kilat” yaitu shalat yang dilakukan dengan cepat, makmum belum habis membaca al-fatihah sudah ruku`, makmum belum selesai membaca tasyahud, imamnya sudah keburu salam, inilah realita yang terjadi pada masyarakat terutama dipekampungan-perkampungan dan bahkan disebagian perkotaan. Padahal sesunggunghnya arti dari kata Tarowih itu adalah : Tenang, Slow. Dan bagaimanapau juga shalat apapan itu harus dilaksanakan dengan hati yang tenang, dengan bacaan al-qur`an yang tenag dan fasih bukan malah sebalaiknya denga tergesa-gesa seperti dikejar Maling.
Ini adalah tugas kita semua terutama bagi para Da`I,Kiyai,Ustadz dan muballigh untuk memberikan pemahaman yang konferehensif tentang shalat tarawih, jangan malah mengajak atau mencontohkan hal-hal seperti itu dimasyarakat, karena ada beberapa masjid kampus dan masjid salah satu masjid pesantren yang shalat tarawihnya tidak jauh beda dengan shalat tarawih orang-orang yang kurang mengerti terhadap agama, ini merupakan kesalahan besarm, bagai yan telah faham terhadap agama tapi masih mencontohkan praktek ibadah yang salah.

0 comments:

Terima kasih atas komentar anda