Penyakit Ghibah

3:33 PM 0 Comments

Ada beberapa sisi medis yang membuat saya ingin mengulas bahaya penyakit hati ini, bahwa banyak pasien yang datang berobat kepada saya terungkap dalam wawancara bahwa mereka tidak sakit secara fisik melainkan menanggung beban moral akibat memupuk penyakit hati yang berakibat atas fisiknya. Di Negara-negara “maju” yang katanya negara demokrasi saya yakin jika ada penelitian yang mendalam akan ketemu bahwa kebanyakan mereka memupuk penyakit hati yang mengakibatkan mereka tidak sehat.
Semakin maju suatu negara termasuk negara kita Indonesia ini maka penyakit hati semakin berkembang pesat dan sayangnya masyarakat tidak tahu bahwa itu menyebabkan seseorang menjadi tidak sehat. Kalau Bapak perhatikan gejala-gejala kebebasan yang dibahasakan dengan demokrasi dan anak cucunya telah melahirkan dampak yang berbahaya untuk semua sektor kehidupan termasuk kesehatan yang dampak ini menggulung umat manusia tanpa mereka bisa menyetopnya, kecuali mereka mau mengubah dan menyederhanakan pemikiran kebebasan tak terbatas itu.
Di bidang kebebasan menyatakan pendapat orang berbicara semaunya dan seringkali menganiaya orang lain dengan kata-katanya tanpa mengenal belas kasihan. Sementara Rasulullah saw bersabda, ”Seorang Mukmin sejati adalah orang yang orang Mukmin lainnya teramankan dari kejahatan lisannya dan tangannya”. Wal’iyaadhubillah masyarakat sekarang banyak yang mengabaikan nasihat Rasulullah saw ini.
Dalam hal ghibah Allah SWT menjelaskan dalam QS al-Hujurat, 49:12 yang artinya:” …. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang (memata-matai) dan janganlah kalian menggunjing satu sama lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
Ayat ini menjelaskan 2 hal yaitu yaghtaab dan tajassus, menggunjing dan memata-matai, yang keduanya merusak ketenangan hidup masyarakat sampai-sampai dikatakan seolah seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Sebuah ironi yang menggambarkan sesuatu yang sangat menjijikkan. Di antara bahaya yang bisa menimpa orang yang menggunjing dan atau memata-matai adalah bahwa kita akan ketularan memiliki sifat yang sama dengan orang yang digunjing, dan wal’iyaadhubillah akibatnya memiliki penyakit seperti orang yang digunjing, kenapa demikian adalah karena saya yakin bahwa sebagian besar penyakit timbul karena diprogram oleh pikiran kita sendiri.
Ini juga sudah dibuktikan dengan beberapa penelitian di AS dan Eropa bahwa sebagian besar penyakit terjadi karena orang memikirkan tentang berbagai keburukan. Jika kita ingin menciptakan masyarakat yang sehat maka harus ada usaha mempersempit peluang berkembangnya penyakit hati di antara masyarakat itu. Dalam hal mutasi genetik adalah perubahan sifat gen yang terjadi pada mahluk hidup, yang bisa dipengaruhi pengaruh zat kimia, radiasi sinar radioaktif, infeksi virus, dan lain sebagainya atau akibat rekombinasi yaitu perkawinan atau persilangan yang menyebabkan munculnya varian baru. Atau pengaruh lingkungan luar , yaitu, perubahan fisik atau karakter akibat melakukan hal-hal tertentu yang tadinya dianggap tidak nyaman lama kelamaan menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan,
Anda bisa memperhatikan bahwa teman yang sekian puluh tahun tidak pernah berjumpa dengan kita bisa jadi ketika bertemu akan berubah sikapnya sampai 180 derajat dan kadang-kadang membuat pembicaraan kita dengannya tidak lagi nyaman. Ini semua karena pengaruh lingkungan yang membentuk karakter barunya, dan inilah yang saya sebut mutasi genetik. Orang yang tadinya sabar kemudian jadi pemarah, akan terancam terkena penyakit para pemarah, orang yang tadinya rendah hati kemudian berubah menjadi sombong akan mudah terkena penyakit orang yang sombong.
Khusus orang yang suka berghibah maka dengan memperhatikan ayat yang tersebut diatas maka dia tidak hanya akan mengalami perubahan karakter, namun dia akan merasa nyaman mengerjakan pekerjaan hina seperti orang yang sering digunjingkannya, dan lebih dari itu akhirnya dia bisa terkena penyakit seperti penyakit yang dialami orang yang digunjingkannya karena dia memakan bangkainya. Meskipun memang pernyataan makan bangkai ini bukan makan bangkai secara fisik namun penularan penyakit fisik ini itu seperti tertular penyakit melalui bangkainya.
Diasuh Oleh: Dr Moh Ali Toha Assegaf, Penanggungjawab Rumah Sehat Afiat dan Pengkaji Kedokteran Nabi. Dokter juga menjabat Direktur RSCM Jakarta. Praktik: Jl Limo Raya Ruko Griya Cinere II/No 3, Depok, Telp. 021-7547291.
Sumber: Majalah SABILI Edisi 06/XIX

0 comments:

Terima kasih atas komentar anda